Ada banyak opini mengenai faktor
perubahan kepribadian. Mayoritas lebih menganggap bahwa apa yang disampaikan
oleh Abraham Maslow yang mengembangkan teori kepribadian di dunia barat lebih
bisa dipahami. Kita bisa saja memahami sesuatu, tapi melupakan yang lain.
Cobalah tengok Al Qur'an dan Al Hadits yang benar-benar bisa menjadi acuan bagi
umat muslim. Seperti halnya apa yang menjadi pandangan Imam Al-Ghazali mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kepribadian manusia. Beliau
menggunakan pendekatan tasawuf untuk mengungkap hakikat dan perilaku
manusia melalui metode teosentris terhadap Al-Quran dan Al-Hadist. Dari
berbagai pemikiran beliau, adalah konsep tentang fitrah atau al-Nafs
al-Rabbaniyyah yang lebih membahas tentang motivasi. Berbeda dengan
yang disampaikan oleh Abraham Maslow yang terkenal dengan teori humanisticnya
atau teori basic needs ( kebutuhan dasar ) dan meta needs ( kebutuhan meta ).
Lebih digamblangkan lagi yang mungkin setiap orang pernah tau adalah teori
kebutuhan Maslow, begitu terkenalnya teori ini. Ya, sekali lagi itu yang
disampaikan oleh Abraham Maslow cukup berbeda dengan yang disampaikan
Al-Ghazali. Menurut Imam Al-Ghazali ada 3 aspek kepribadian yang disebut
sebagai fitrah, yaitu:
· Nafsu ( impuls
primitif )
· Akal
( rasionalistik )
· Qolbu
( spiritual )
A. Nafsu
Nafsu
merupakan elemen jiwa yang mendorong pada tabi’at badaniyah yang bersifat
persuasif untuk berperilaku baik atau buruk. Nafsu juga dapat dikaitkan
sebagai insting dan mempunyai tingkatan-tingkatan. Syekh Muhammad Nawawi
Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal dengan istilah “marotibun
nafsi” yaitu terdiri dari:
1. Nafsu Amaroh
Nafsu
amaroh tempatnya adalah “Ash-shodru” artinya dada. Adapun
pasukan-pasukannya adalah Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit, Al-Hirsh artinya
tamak atau rakus, Al-Hasad artinya hasud, Al-Jahl artinya
bodoh, Al-Kibr artinya sombong dan Asy-Syahwat artinya
keinginan duniawi.
2. Nafsu Lawwamah
Nafsu
lawwamah tempatnya adalah “Al-qolbu” artinya hati, tepatnya dua jari di
bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya adalah Al-Laum artinya
mencela, Al-Hawa artinya bersenang-senang, Al-Makr artinya
menipu, Al-Ujb artinya bangga diri, Al-Ghibah artinya
mengupat, Ar-Riya’ artinya pamer amal, Az-Zulm artinya
zalim, Al-Kidzb artinya dusta, dan Al-ghoflah artinya
lupa.
3. Nafsu Mulhimah
Nafsu mulhimah tempatnya adalah “Ar-ruh”
tepatnya dua jari di bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya adalah As-Sakhowah artinya
murah hati, Al-Qona’ah artinya merasa cukup, Al-Hilm artinya
murah hati, At-Tawadhu’ artinya rendah hati, At-Taubat artinya
taubat atau kembali kepada Alloh, As-Shobr artinya sabar, dan At-Tahammul artinya
bertanggungjawab.
4. Nafsu Muthmainnah
Nafsu muthmainnah tempatnya
adalah “As-Sirr” artinya rahasia, tepatnya dua jari dari samping susu
kiri kea rah dada. Adapun pasukan-pasukannya adalah Al-Juud artinya dermawan,
At-tawakkul artinya berserah diri, Al-Ibadah artinya ibadah, Asy-Syukr artinya
syukur atau berterima kasih, Ar-Ridho artinya rido, dan Al-Khosyah artinya
takut akan melanggar larangan.
5. Nafsu Rodhiyah
Nafsu rhodiyah tempatnya
adalah “Sirr Assirr” artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung yang
berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya adalah Al-Karom,
Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian, Al-Ikhlas artinya ikhlas
atau tanpa pamrih, Al-Waro’ artinya meninggalkan syubhat, Ar-Riyadhoh artinya
latihan diri, dan Al-Wafa’ artinya tepat janji.
6. Nafsu Mardhiyah
Nafsu mardhiyah tempatnya
adalah “Al-khofiy” artinya samar, tepatnya dua jari dari samping susu
kanan ke tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya adalah Husnul
Khuluq artinya baik akhlak, Tarku maa siwalloh artinya meninggalkan
selain Allah, Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada
makhluk, Hamluhum ‘ala sholah artinya mengurus makhluk pada
kebaikan, Shofhu ‘an dzunubihim artinya mema’afkan kesalahan makhluk, dan Al-Mail
ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim artinya
mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya
dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh
mereka.
7. Nafsu Kamilah
Nafsu
kamilah tempatnya adalah “Al-Akhfa” artinya sangat samar, tepatnya di
tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya adalah, Ilmu Al’Yaqiin, Ainul
Yaqiin, dan Haqqul Yaqiin.
B. Akal
(Realistik Rasionalistik)
Akal
berasal dari bahasa arab, al-‘aql. Kata al-‘aql adalah
mashdar dari kata ‘aqola – ya’qilu – ‘aqlanyang maknanya adalah “fahima
wa tadabbaro“ yang artinya “paham (tahu, mengerti) dan memikirkan
(menimbang)“. Maka al-‘aql, sebagai mashdarnya, maknanya adalah
“kemampuan memahami dan memikirkan sesuatu“. Sesuatu itu bisa ungkapan,
penjelasan, fenomena, dan lain-lain, semua yang ditangkap oleh panca indra.
C. Qolbu
(Spiritual)
Qolbu adalah
sebuah latifah dimensi ketuhanan yang tidak mempunyai bentuk fisik. Tidak ada
yang tahu dimana letak qolbu sebenarnya, yang dapat diketahui adalah
implementasi dari qolbu yang berupa akhlak. Qolbulebih
mengarah pada jati diri seseorang yang murni.
Jika dibandingkan, pemahaman terhadap hakekat
manusia menurut Al-Ghazâli melalui pendekatan tasawuf dan pendekatan barat
(Maslow) melalui pendekatan ilmiah tampaknya memiliki pandangan yang sama,
yaitu memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi-potensi baik dan
mampu diaktualisasikan sehingga mencapai manusia sempurna (al-insân
al-kamîl).
Tujuan pengembangan kepribadian menurut Ghazali mengarah pada pembentukan
individu yang memiliki konsistensi iman, islam, ibadah dan mu’amalah untuk
mendapat ridha Alloh. Dalam kepribadian, menurut Ghazali,
faktor keturunan sebagai salah satu penentu kepribadian. Ghazali menekankan
teorinya pada konsep kepribadian Muthmainnah. Kepribadian Muthmainah yang
mengantarkan manusia pada eksistensi sebenarnya sebagai hamba Alloh. Faktor
utama yang mempengaruhi kepribadian menurut Ghazali adalah keluarga dan
interaksi sosial.. Pandangan Al-Ghazali tentang pendidikan lebih cenderung pada
pendidikan moral dengan pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat-sifat
keutamaan pada anak didik.